SERGAP.CO.ID
PANDEGLANG, || Indonesia merupakan negara rawan bencana, salah satunya karena letak geologis yang berada pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Salah satu upaya penting dilakukan adalah mengembangkan, menetapkan dan mensosialisasikan Standar Nasional Indonesia (SNI) Kebencanaan. Tapi itu saja tidak cukup, karena perlu dilanjutkan dengan pembinaan dan diseminasi informasi serta penerapannya hingga ke akar rumput.
Selain itu, ada sabuk vulkanik di bagian selatan dan timur Indonesia, yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara hingga Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi itu sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir dan tanah longsor.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia melalui Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PMKS) pada Universitas Mathla’ul Anwar Banten menggelar workshop kebencanaan dan sosialisasi mitigasi pengamanan dokumen di wilayah rawan bencana.
Hal itu disampaikan oleh Aghy Gilar Pratama, M.Kom selaku akademisi UNMA Banten, dalam workshop di Aula kantor Desa Pamarayan kecamatan Jiput kabupaten Pandeglang pada Rabu (20/07/2022).
“Melalui Program PMKS ini tim berusaha untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan aparatur desa melalui workshop dan sosialisasi tentang pengamanan dokumen, dalam upaya mitigasi bencana alam di wilayah rawan bencana di Kabupaten Pandeglang,” ungkap Aghy.
Dengan harapan lanjut Aghy, dapat meminimalisir dampak dari pasca bencana alam, sekaligus membentuk mental agar siap menghadapi bencana alam.
“Adapun point -point yang disampaikan kepada masyarakat dan aparatur desa diantaranya, memberikan pemahaman tentang upaya pengamanan dokumen di wilayah rawan bencana, memberikan pelatihan terkait pada pengamanan dokumen kepada masyarakat dan apratur desa, menumbuhkan pemahaman kepada masayarakat dan aparatur desa tentang pemanfaatan teknologi digital,” sambungnya.
Ia menjelaskan kegiatan PMKS ini dibentuk buku saku tentang pengaman dokumen dalam upaya mitigasi bencan alam yang nantinya akan di gunakan untuk disosialisasikan kepada masayarakat dan aparatur desa di desa mitra PMKS.
“Dengan begitu, masyarakat mudah dalam mitigasi pengamanan dokumen,” jelasnya.
Langkah-langkah pengamanan dokumen tersebut yaitu dengan menggunakan alat komunikasi Handphone.
“Tahapan pertama handpone dihubungkan ke internet selanjutnya mengakses googel drive, untuk menyimpan dokumen, yang sudah discan terlebih dahulu menggunakan aplikasi scaner yang dipasang di handpone masing-masing masyarakat dan aparatur desa,” tandasnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Rektor UNMA, Ketua LPPM, Kepala Desa, Kadus, Para Kader, Ketua RT dan RW, aparatur desa pamarayan dan tamu undangan lainnya.
Sementara Kepala Desa Pamarayan Oman Abdurahman, SE menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut.
“Tentu dengan adanya kegiatan seperti ini, kami masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara mengantisipasi hal buruk yang terjadi, terimakasih juga kami sampaikan kepada tim PMKS UNMA Banten, semoga ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya di desa pamarayan,” ucap Oman singkat.
(Kamri S)