Bimtek Prokes dalam Menunjang Pembangunan dan Promosi Pariwisata Di Tasikmalaya

Bimtek Prokes dalam Menunjang Pembangunan dan Promosi Pariwisata Di Tasikmalaya

SERGAP. CO.ID

KOTA TASIKMALAYA, || Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) peran Prokes Dalam Menunjang Pembangunan dan Promosi Pariwisata Tasikmalaya, Bimtek ini menjadi momentum kebangkitan pariwisata di Tasikmalaya yang terdampak pandemi Covid-19.

Bacaan Lainnya

Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, S.E MM menuturkan, hampir 80 persen wilayah di Kab/Kota Tasikmalaya merupakan konservasi alam dan hutan. Sudah barang tentu kawasan konservasi alam dan hutan itu menjadi tujuan wisata di Kab/Kota Tasikmalaya. Bagi Ferdiansyah, promosi pariwisata Tasikmalaya tak bisa berdiri sendiri.

“Semua pihak harus ikut membantu mempromosikan obyek wisata yang ada di Tasikmalaya ini. Tidak mungkin beban ini diberikan ke dinas pariwisata setempat saja. Kita harus bersama-sama dan nanti difasilitasi oleh Kemenparekraf yang bisa menyampaikan bagaimana mempromosikan, bentuk, metode atau klasifikasi bagaimana cara menyampaikan promosi,” kata Ferdiansyah, (22/4/2022).

Melalui Bimtek ini salah satu yang ditekankan adalah penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. “Sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability) ini berfungsi sebagai jaminan wisatawan dan masyarakat bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan,” tutur dia.

Salah satu komitmen yang disepakati bersama dalam membangun kepariwisataan Tasikmalaya adalah berbasis budaya. Untuk itu, Ferdiansyah mengajak semua pihak untuk menjaga ekosistem kepariwisataan yang ada di Tasikmalaya.

“Jadi yang kami lakukan dari DPR RI dan Kemenparekraf tidak seberapa pahit dan getirnya dibanding yang dialami dunia pariwisata. Tetapi setidaknya, kehadiran kami dalam konteks pariwisata dan ekonomi kreatif bisa sedikit menjadi pelipur lara yang terjadi di dunia pariwisata. Program ini nanti untuk diimplementasikan. Kita tidak belajar lagi 3A (Akses, Amenitas dan Atraksi), tapi harus dikemas menjadi sebuah karya yang bagus,” harap dia.

Melalui kegiatan ini Ferdiansyah berharap Kab/Kota Tasikmalaya menjadi lebih aman, bersih, indah dan program CHSE juga harus dilanjutkan.

Dessy Ruhati sebagai Kepala Biro Umum dan Hukum Sekretariat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretariat Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menjelaskan, pemerintah, dalam hal ini Kemenparekraf menyadari betul keprihatinan yang dialami para pelaku pariwisata di seluruh penjuru Tanah Air. Dessi Ruhati menegaskan pemerintah tak tinggal diam atas situasi tersebut.

“Pemerintah hadir bersama untuk menanggung beban yang ada di sektor pariwisata sekalipun dengan keterbatasan yang ada. Perlu kami sampaikan, kemenparekraf berusaha dengan skala yang kecil untuk membantu memberikan fasilitas, akomodasi, tenaga kesehatan di beberapa kota. Tujuannya untuk membantu agar hotel-hotel bisa mempekerjakan karyawannya kembali,” Ulas dia.

Hal lainnya, pemerintah juga terus mencari skema terbaik untuk mengatasi situasi ini, utamanya di sektor pariwisata. Salah satunya adalah dengan memfasilitasi sektor pariwisata agar dapat tetap bergerak pada masa pandemi ini.

Namun ia mengakui upaya pemerintah itu tak sebanding dengan tingkat kerugian yang dialami para pelaku jasa usaha pariwisata.

Pada era new normal atau adaptasi kebiasaan baru, Kemenparekraf/Baparekraf berupaya keras membangkitkan kembali sektor pariwisata yang terpuruk. Salah satunya dengan memfasilitasi obyek wisata protokol kesehatan yang menjadi orientasi baru wisatawan dalam menentukan pilihan destinasi yang akan dikunjunginya.

Ya, menurut Desi Ruhati pandemi Covid-19 yang masih berlangsung tak dapat menghentikan siapa pun untuk menghabiskan waktu berlibur bersama keluarga.

Hanya saja, pola baru dari kunjungan mereka adalah memperhatikan fasilitas lain daripada sarana penunjang di obyek wisata, yakni penerapan disiplin protokol kesehatan. Umumnya, wisatawan akan memilih destinasi yang menerapkan protokol kesehatan dengan baik untuk dikunjungi.

“Oleh karenanya, kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan menjadi fasilitas baru yang dicari oleh wisatawan sebelum mereka mengunjungi obyek wisata.

Dalam Bimtek ini Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya dr. H. Heru Suharto, MMKes selaku Nara sumber menuturkan tujuannya adalah memperkuat protokol kesehatan di obyek wisata,” kata Dr. H.Heru Suharto MMKes.

dr. H. Heru menerangkan, salah satu hal penting dari pelaksanaan Bimtek ini adalah upaya menguatkan SDM (Sumber Daya Manusia) terkait di sektor kepariwisataan agar setara dengan daerah lainnya.

“SDM di Tasikmalaya ini perlu ditingkatkan supaya betul-betul setara dengan SDM-SDM destinasi pariwisata yang premium. Oleh karena itu, buatlah sesuatu untuk SDM di Tasikmalaya ini. Sekarang ini kan momentumnya digitalisasi. Tasikmalaya ini luar biasa indahnya, tapi sayang kalau tidak dipromosikan secara digital,” katanya dr H. Heru.

(Rizal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.