SERGAP.CO.ID
KAB. KUNINGAN, || Jalan Lingkar Timur Kuningan sepanjang 7,2 Km telah selesai dibangun sejak Desember 2019 hingga November 2021. Pembangunan ini sebagai jalan alternatif dari Cirebon ke Kuningan sekaligus mengurangi kepadatan lalu lintas di Jalur utama Cirebon – Kuningan. Namun untuk memfungsionalkan jalan tersebut dilakukan pada Kamis (7/4/2022) oleh Bupati Kuningan disaksikan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta – Jawa Barat Wilan Oktavian, ST., M.P.P.M, didampingi Staff BBPJN DKI Jakarta – Jawa Barat Dedy Hariadi, serta Kadis PUTR H.Mas Ridwan Setiawan, SH.,M.Si dan Kepala Bappeda Ir. Usep Sumirat dan tamu undangan lainnya.
Bupati Kuningan H. Acep Purnama, MH. bukan hanya memfungsionalkan jalan lingkar timur, namun sekaligus peresmian Tugu Sejati yang ditandai dengan penyiraman air di lokasi tugu tersebut. Dia mengatakan, dengan memfungsionalkannya dalam waktu dekat ini sebagai upaya memperlancar arus mudik lebaran Idul Fitri .
Apalagi setelah dua tahun ada larangan mudik, Bupati mengatakan, kalau sekarang dibolehkan mudik. Sehingga bisa dibayangkan jumlah arus mudik masyarakat Kuningan untuk lebaran tahun ini. Nah, sekaligus untuk menjawab persoalan mengurai kelambatan kemacetan di jalan nasional yang sudah membentang dari utara ke selatan yang melintasi Kabupaten Kuningan.
“Disamping itu, untuk mempercepat pertumbuhan sosial ekonomi dan lainnya. Bahkan bisa menjadi kebanggaan untuk mempercepat akses masyarakat Kuningan masuk dan exit dari Tol Cipali. Sementara itu untuk peresmiannya masih menunggu, entah sama menteri atau siapa. Kita berharap dapat segera diresmikan,” ujarnya.
Di ujung Jalan Lingkar Timur Kuningan Utara ada Tugu Sajati, Bupati Kuningan menerangkan filosofinya, bahwa ini menggambarkan Visi-Misi Kabupaten Kuningan yang Maju, Makmur, Agamis, dan Pinunjul Berbasis Desa dengan mengutamakan nilai-nilai dan sifat-sifat Kesejatian.
Dia menjelaskan, Sajati disini merupakan rangkaian dari tiga kata, santana, basajan, santika. Santana adalah sesuatu sifat-sikap kita harus egaliter, harus merakyat, silih asah, silih asih, silih asuh. Sementara Basajan itu, kita harus memiliki sifat-sikap yang sederhana, handap asor kalau bahasa sundanya. “Terakhirnya santika, kita harus memiliki sifat- sikap untuk responsif, untuk peduli mengatasi, mengantisipasi semua persoalan yang ada secara bergotong royong dengan sajati,”ungkapnya.
Bupati berharap kepada masyarakat atau pengguna jalan, mari pergunakan jalan ini dengan tertib berlalu lintas, santun berkendaraan. Nah satu lagi, karena jalan ini merupakan jalan yang cukup indah dipakai, dipandang, terlebih ditunjang dengan keelokan pemandangannya. Untuk ketertiban lalu lintas jangan digunakan untuk selfie-selfie di jalan.
Untuk antisipasi langkah tersebut, kami telah bekerja sama sesuai petunjuk Pak Kapolres dan Pak Dandim, dan juga dengan Dishub dan Satpol PP kita melakukan Patroli, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita harapkan.
“Tadi juga dipesankan agar dengan terbangunnya akses jalan ini harus difungsi sebagai jalan penghubung, tidak menjadi jalan yang nanti laju pertumbuhannya tidak terkendali. Untuk sempadan jalan, karena ini jalan nasional, yaitu 22,5 meter dari AS. Untuk PJU nanti juga akan dipasang di sepanjang jalan,” ungkapnya.
(Agus M)