SERGAP.CO.ID
BELTIM, || Burhanudin, Bupati Belitung Timur (Beltim) secara resmi menutup kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Desa Inklusif Kabupaten Beltim Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Desa dan PDTT di Meeting Room Guest Hotel, Rabu (8/12/2021).
Dalam sambutannya, Aan panggilan akrab Burhanudin menjelaskan agar para peserta yang terdiri dari pemerintah desa dapat memahami secara utuh kondisi yang ada di desanya masing-masing.
“Intinya bahwa sebagai orang yang ada di level pemerintahan di desa yang diatur oleh undang-undang, kita harus memahami secara utuh terhadap kondisi yang ada di dalam desa kita,” jelasnya.
Ia juga berpesan agar setelah pelaksanaan Bimtek, para peserta dapat mengimplementasikan ilmu dan pengetahuannya untuk dapat mengidentifikasi indikator-indikator desa inklusif dan merancang program-program kompetitif daerah di desanya masing-masing.
Kemudian, Aan juga memotivasi para peserta supaya dapat meyakinkan masyarakatnya sebagai pelayan publik yang baik dengan cara dapat melaksanakan tugas pelayanan masyarakat dengan baik.
“Pulang dari sini segeralah identifikasi dan bagaimana langkah kita mewujudkan satu-persatu program kompetitif daerah. Yakinkan bahwa kita adalah pelayan publik yang baik, yakinkan bahwa kita bisa melayani masyarakat,” pesannya.
Selain itu, Aan juga menerangkan desa inklusif tidak jauh berbeda dengan konsep pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Sehingga ia berharap desa dapat menjadi bagian utama dalam mewujudkan SDGs serta mengkoneksikannya dengan konsep desa inklusif tersebut agar desa-desa di Beltim dapat mencapai visi Belitung Timur.
“Sebenarnya berkaitan dengan ini (desa inklusif) tidak jauh berbeda. Bagaimana kita mencoba untuk dapat menghubungkan itu untuk dapat membuat desa kita lebih benar-benar bangkit dan berdaya,” ungkap Aan.
Selanjutnya, ia mengingatkan kepada para peserta bimtek untuk dapat memaksimalkan potensi-potensi desa, serta melakukan identifikasi untuk mewujudkan desa inklusif sekaligus mencapai tujuan-tujuan yang ada di SGDs. Ia percaya bahwa Beltim mampu melakukan hal tersebut apabila memiliki komitmen bersama.
“Tinggal bagaimana sekarang ini kita menggerakkan potensi desa. Setelah pulang dari sini, apa yang harus kita lakukan? Setidaknya kita-kita ini mengidentifikasi bagaimana untuk mewujudkan desa inklusif untuk mendorong pencapaian SDGs,” kata Aan.
“Saya yakin bisa, tidak mungkin tidak bisa, asal kita punya komitmen bersama,” pungkasnya.
Desa inklusif sendiri merupakan konsep tatanan masyarakat desa yang mengakui, menghormati, memenuhi, melindungi serta melayani hak-hak seluruh warga desa termasuk masyarakat rentan dan marjinal. Sedangkan, masyarakat rentan dan marjinal yang dimaksud adalah kelompok atau anggota masyarakat yang karena perbedaan status sosial, ekonomi, politik, gender, perbedaan fisik, dll mengalami hambatan dalam mengakses dan menikmati pembangunan secara setara.
(Vn)