Oknum Camat Diduga Sering Resahkan Para Kades. “Camat Sungai Rotan Bantah Diri Resahkan Kades”

SERGAP.CO.ID

MUARA ENIM, || Terkait dengan heboh nya oknum camat yang sering meminta sejumlah uang kepada para Kepala Desa ketika Dana Desa sudah cair. ini terjadi di Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten Muara Enim. Namun, siapa sangka dugaan penyalah gunaan wewenang dalam jabatan juga terjadi di Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten Muara Enim.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan hasil investigasi dilapangan, oknum Camat di Kecamatan Sungai Rotan terkenal rakus.

Diketahui, oknum ini menjadi camat di Kecamatan tersebut sejak tahun 2013. Sebelum menjadi camat, dia belum memiliki harta benda yang mencolok. Tapi, setelah dia menjadi camat dia diduga telah memiliki mobil dua dan rumah mewah diduga dari hasil menjadi camat.

Berdasarkan data dihimpun, kelakuan oknum camat ini diduga telah membuat resah seluruh Kades di Kecamatan tersebut. Hal ini karena ulahnya yang diduga kerap memeras kades dan mangancam tidak akan mempersulit urusan Kades jika keinginannya tidak terpenuhi. Berdasarkan pengakuan dari narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya, bahwa Camat ini kerap meminta uang kepada Kades Rp 2,5-3 juta perkades setiap pencairan Dana Desa untuk kepentingan pribadi. Para Kades sebelumnya sempat memperotes aksi Camat tersebut. Namun, oknum Camat itu justru mengancam tidak akan menandatangani pencairan DD selanjutnya.

Selain DD, Camat ini juga meminta uang kepada 19 Kades setiap pencairan ADD Rp 2 juta setiap kali pencairan. Lagi-lagi uang tersebut diduga untuk kepentingan pribadinya.

Jika kita ingin mengungkap banyak kelakuan-kelakuan oknum camat ini yang tidak layak dilakukam oleh pejabat. Setiap kali lelang lebak lebung di kantor camat, setiap desa mengeluarkan dana 5 persen dari angka yang ditetapkan seperti di Suka Cinta, Mudong, Danau Rata, Sukarami, Petar Dalam, Danau Baru, Danau Tampang, Kasai, Sukamerindu, Sungai Rotan. Bahkan untuk makan saja bawa sendiri sementara dana itu ada. Makanya setiap melakukan lelang dia memanggil Kades terdahulu,” ujarnya.

Mengenai hal itu, Ketua Umum Lembaga Pemantau Korupai Nasional, FR sangat menyayangkan prilaku oknum camat ini. Menurutnya, dugaan-dugaan penyimpangan yang dilakukan oknum camat ini sangat meresahkan Kades.Selain itu, jika dihitung kekayaan oknum camat ini tidak akan sebansong dengan camat yang bekerja yangmana semestinya. Kali kan saja jika 2 juta setiap pencairan Dana Desa dikalikan 19 desa. Belum lagi ADD dan opersional beras raskin. Artinyaboknum ini dapat meraup keuntungan hingga miliaran rupiah hasil dari memeras para Kades,” ujarnya

Sabtu (25/09) Menanggapi Pemberitaan Media Online, tentang “Camat Sungai Rotan diduga peras kades setiap pencairan DD, ADD dan operasional raskin,” Camat Sungai Rotan, Abdul Haris S.Ip M.Si, angkat bicara.Camat Sungai Rotan, Abdul Haris, kepada awak media, mengatakan bahwa apa yang diberitakan oleh salah satu media online, bahwa dirinya rakus, sebelum menjadi camat tidak ada harta benda, dan dirinya membuat para kades resah karena dirinya kerap memeras kades, setiap kades ingin mencairkan Dana Desa (DD), kades saya pinta uang 2,5-3 juta, dan mempersulit kades apa bila tidak terpenuhi keinginannya.

Menurut Haris, itu semua tidak benar, itukan Dana Desa, yang jumlahnya sesuai dengan peruntukannya, kalau saya pinta dengan jumlah sekian itu, dari mana Kepala Desa uang tersebut.

Masih kata Haris, kalau masalah sekarang saya sudah mempunyai mobil dua dan rumah mewah, semenjak jadi camat, Tahun 2013, itu juga tidak benar karena rumah yang kami tempati ini sudah saya bangun dari Tahun 1997, dan awal 2014 membeli mobil seken, jenis rush keluaran tahun 2010, dan mobil tersebut semenjak tahun 2019 di ambil alih/beli oleh anak tertuanya untuk kepentingan operasional usahanya. Dan masalah lelang Lebak lebung, itu Untuk biaya makan minum kegiatan lelang lebak lebung sebesar 5%, sudah di tetapkan dengan peraturan desa dan kegunaan uang tersebut digunakan untuk makan minum pada saat lelang lebak lebung.

Camat Sungai Rotan, menyayangkan media yang memberitakan tentang dirinya tidak konfirmasi dulu kepada dirinya, hanya memberitakan sepihak. Menurutnya, seharusnya setiap pemberitaan itu harus balance atau berimbang, juga dikonfirmasi dulu, dikaji dan baru diterbitkan. “Tutup nya

(Hermansyah)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.