Diperlukan Sosialisasi Penanganan Covid-19 Lebih Masif

Caption : Komisi D DPRD Kota Bandung melaksanakan Rapat Kerja bersama Dinas Kesehatan Dinkes Kota Bandung, membahas Realisasi Program Kegiatan Tahun 2020 dan Rencana Kerja Tahun 2021, di Gedung DPRD Kota Bandung, Selasa (16/2/2021).

SERGAP.CO.ID

KOTA BANDUNG, – Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung melaksanakan Rapat Kerja bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, membahas Realisasi Program Kegiatan Tahun 2020 dan Rencana Kerja Tahun 2021, di Gedung DPRD Kota Bandung, Selasa (16/2/2021).

Bacaan Lainnya

Dalam Rapat Kerja yang dipimpin oleh Ketua Komisi D DPRD Kota Bandung, Aries Supriyatna  tersebut, juga dilakukan pembahasan Penanganan Covid-19 di Kota Bandung.

Pada agenda rapat kerja tersebut, Anggota Komisi D DPRD Kota Bandung dari Fraksi Gerindra, Nunung Nurasiah meminta agar sosialisasi terkait penanganan Covid-19 terus dilakukan, terutama edukasi dan bantuan bagi warga yang terpapar Covid-19.

Menurut Nunung, masih ditemukan adanya keluhan-keluhan di masyarakat, terutama soal pemenuhan kebutuhan sehari-sehari ketika isolasi mandiri. Ia berharap Dinkes Kota Bandung memberikan perhatian terkait persoalan tersebut.

“Jangan sampai terkesan dibiarkan begitu saja oleh Dinkes, apalagi yang positif, seolah anggaran Covid-19 tidak dirasakan oleh masyarakat,” ungkapnya.

Selain itu, kata Nunung, kesiapan fasilitas kesehatan juga menjadi tolok ukur dalam penanganan kesehatan di Kota Bandung. Termasuk di dalamnya soal pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk layanan kesehatan di masyarakat.

“Masih sering ditemukan adanya masyarakat yang kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan, terutama di rumah sakit swasta di Kota Bandung. Ini tentu perlu diperhatikan,” ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Anggota Komisi D DPRD Kota Bandung dari Fraksi PKS, Salmiah Rambe yang menilai bahwa masih banyak masyarakat bingung bagaimana bersikap kepada warga yang terpapar Covid-19.

Oleh karena itu, Dinkes Kota Bandung perlu melakukan sosialisasi lebih masif kepada masyarakat terkait cara menghadapi atau bersikap terhadap warga yang terpapar maupun penyintas Covid-19.

“Sosialisasi harus masif dilakukan, karena warga masih banyak yang tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika ada warga sekitarnya yang terpapar Covid-19. Ditambah image warga yang positif seperti ‘aib’ sehingga tidak mau berdekatan,” tuturnya.

Selain itu, sosialisasi terkait penanganan jenazah warga terpapar Covid-19 juga harus terus dilakukan. Masih banyak warga yang kebingungan saat dihadapkan pada tata cara penanganan jenazah terpapar Covid-19.

“Kita berharap jangan ada jenazah yang tidak diurus, maka perlu dipersiapkan dan dimatangkan kembali terkait pemulasaran jenazah,” ucapnya.

(Depe)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.