SERGAP.CO.ID
KAB. TASIKMALAYA, – Bertempat di sebuah pendopo kayu nan asri di tengah perkebunan teh Desa Taraju Kabupaten Tasikmalaya, Prawita GENPPARI gelar pelatihan “Standarisasi Tata Kelola Homestay” dan pelatihan “Tour Guide Profesional”. Pelatihan ini diberikan sebagai bentuk nyata sebuah komitmen dalam memajukan pariwisata, sebab keinginan untuk memajukan tanpa diimbangi oleh pembekalan dan penyiapan SDM-nya hanyalah sebuah harapan hampa. Oleh karenanya, sebagai tempat berhimpunnya para pegiat pariwisata Prawita GENPPARI begitu gencar memberikan pembekalan dan aneka pelatihan yang terkait dengan kepariwisataan “, ungkap Ketua Umum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Taraju – Tasikmalaya, Minggu (31/1).
Pelatihan yang digelar di tengah perkebunan teh ini diikuti oleh 36 peserta. Seluruh peserta menyimak seluruh materi dengan penuh semangat dan antusias yang tinggi. Kepala desa Taraju, ketua BPD dan tokoh masyarakat serta tokoh pemuda menjadi pendorong utama dalam mewujudkan desa Taraju menjadi sdesa wisata. Hal itu dilakukan karena sebuah keyakinan bersama bahwa sektor pariwisata bisa mendorong tumbuhkembangnya perekonomian masyarakat. Bukan hanya bagi para pengelola saja, melainkan juga masyarakat lainnya, para pedagang dan pengrajin yang ada di desa.
Desa Taraju letaknya cukup jauh dari kota Tasikmalaya, sementara keragaman potensi wisatanya sangat banyak. Oleh karena itu pengembangan basis desa wisata juga harus bertumpu pada kesiapan dan partisipasi keterlibatan masyarakat dalam mewujudkannya. Salah satu hal strategis yang harus disiapkan adalah masalah homestay yang ditujukan bagi para calon wisatawan yang ingin berkunjung dan menginap di desa Taraju tersebut. Namun demikian, hal ini bukan soal bersedia atau tidak bersedia rumah warga dijadikan homestay semata, melainkan juga kesiapan pengetahuan dan keterampilan dalam tata kelolanya agar homestay tersebut menjadi unggulan dan banyak diminati. Oleh karena itu, pelatihan tata kelola homestay menjadi sangat penting sekali. Mulai dari keramahan dalam menerima tamu, masalah kesehatan, sanitasi dan higienitas makanan serta minuman. Penyiapan ruang tamu, kamar tidur, dapur sampai kamar mandi harus benar – benar diperhatikan. Ujar Dede.
“ Begitupun dengan penyiapan para calon tour guide (pemandu wisata) yang mampu menjelaskan, mengantar dan membimbing para wisatawan. Ini bukan soal mau atau tidak mau menjadi pemandu semata, melainkan harus ada persiapan dalam menyiapkan para kader tour guide ini. Itulah sebabnya, pelatihan tour guide profesional juga menjadi salah satu fokus yang sedang dipersiapkan. Masalah kesiapan fisik dan penampilan juga menjadi penting untuk diketahui karena ada karakter dasar yang harus dimiliki. Mereka harus tahu apa yang boleh dan mana yang tidak boleh. Mereka harus tahu apa yang harus dilekaukan jika terjadi sesuatu, misalnya pasport hilang, ada kecelakaan, dan lain – lain. Di sini peran Prawita GENPPARI lahir dan tampil menjadi garda terdepan dalam memajukan pariwisata Indonesia “, pungkas Dede mengakhiri perbincangan.
(Hendri)