SERGAP.CO.ID
KARAWANG, – Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Ir. Sakti Wahyu Trenggono melakukan kunjungan kerja ke Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang di Desa Pusakajaya, Kecamatan Cilebar Karawang. Kamis 7 Januari 2020.
Kehadiran Menteri Kelautan dan Perikanan itu disambut oleh Bupati Karawang, dr. Hj. Cellica Nurrachadiana. Kunjungan menteri tersebut untuk meresmikan pembangunan dan rehabilitasi 13 klaster tambak udang di BLUPPB Karawang. Pembangunan tersebut dalam rangka meningkatkan hasil poduksi udang nasional dan menambah pendapatan negara.
Klaster tambak udang di BLUPPB Karawang, memiliki luas 75 hektar. Sementara, kapasitas produksinya mencapai 2.000 ton dalam satu tahun. Menteri Sakti menyebut, pembangunan dilengkapi dengan inovasi kontruksi dengan menggunakan central drain dan pengaturan elevasi yang optimal, untuk lebih mengefisienkan penggunaan energi dan proses panen.
“Inovasi ini tujuannya tentu untuk peningkatan produktivitas tambak udang,” ungkapnya.
Selain jumlah produksi, Menteri Trenggono turut menekankan pentingnya peningkatan kualitas komoditas yang dihasilkan serta harus tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Ia juga meminta jajarannya membuat perencanaan bisnis dari kegiatan yang berlangsung di BLUPPB Karawang.
Dalam kunjungan kerja di BLUPPB Karawang ini, Menteri Trenggono juga memanen lele bioflok dan udang vaname dalam kolam bundar (tambak udang milenial). Totalnya ada 400 kilogram lele dan 250 kilogram udang vaneme yang dipanen parsial hari ini. Komoditas ini pun pun sudah ada yang membeli dan uang yang dihasilkan masuk ke kas negara melalui mekanisme Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Sementara, Bupati Cellica mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah membantu produksi perikanan di Karawang. Apalagi Karawang memiliki potensi perikanan budidaya, perikanan tangkap dan potensi olahan hasil perikanan dan garam rakyat.
Sebagai informasi, BLUPPB Karawang sepanjang tahun 2020 memproduksi udang vaname sebanyak 6 ton/ha/siklus; benih lele 2 juta ekor, benih nila 3,8 juta ekor, benih bandeng 1,4 juta ekor hingga benih kakap 179 ribuan ekor. Sebagian besar hasil produksi didistribusikan sebagai bantuan untuk masyarakat.
(Liputan : Ujang H)