SERGAP.CO.ID
KAB. KARAWANG, – Kinerja 100 hari Rektor Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), Sri Mulyani didemo mahasiswa di depan Gedung Rektorat Unsika. Aksi demo mahasiswa membawa poster dan spanduk bertuliskan kritikan atas buruknya kinerja sang rektor terutama mengenai naiknya Iuran Pengembangan Institusi (IPI) yang memberatkan mahasiswa.
Dalam orasinya mahasiswa mengkritik kebijakan rektorat
dengan 8 topik permasalahan yang terjadi di Unsika. Dari 8 yang dikritisi ada 3 masalah yang sangat penting untuk di selesaikan secepatnya (urgensi).
yaitu Iuran Pengembangan Institusi (IPI) yang sangat memberatkan disaat perekonomian merosot dampak pandemi Covid-19, Data penyesuaian Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Pusat Pelayanan Terpadu yang tidak representatf.
“Selama menjabat 100 hari kerja rektor ada sejumlah kebijakan yang merugikan mahasiswa,” kata Ketua Presma Unsika, Teguh Febriana, Jum’at (11/9).
Belum lagi, kata Teguh, ada sekitar 37 mahasiswa baru yang mencabut berkas setelah diterima sebagai mahasiswa baru di Unsika melalui jalur mandiri karena ada kebijakan rektorat menaikan IPI yang lebih besar dari sebelumnya.
“Ada 37 mahasiswa baru yang mencabut berkas sebagai mahasiswa Unsika,” kata Teguh.
Mahasiswa dalam aksinya mengancam penutupan kampus secara paksa atau pemboikotan , tidak melaksanakan program kerja terbesar seperti PKKMB secara serentak dan cuti serentak seluruh mahasiswa apabila pihak rektorat tidak mengevaluasi kebijakan yang yang telah dikeluarkan.
“Kita berharap rektorat menerima tuntutan masa aksi mahasiswa,” pungkasnya.
(Ahmad Z)