SERGAP.CO.ID
KAB. BANYUWANGI, – Ketua Gerakan Buruh dan Rakyat Anti Korupsi (GEBRAK) menyesalkan ungkapan Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi, Abdul Kadir melalui video yang beredar dikalangan masyarakat terkait keterlambatan dapur umum yang memberikan makanan terhadap para santri Darussalam Blokagung.
Dalam video salahsatu ucapan Abdul Kadir yang meneriakkan bahwa akan memulangkan semua tenaga dapur umum termasuk relawan dikarenakan merasa capek dan tidak ada yang menghargai. Akibat peredaran video tersebut akhirnya Abdul Kadir menuai kritikan para netizen.
Dari ungkapan video itu, Ketua DPK-ARM Kabupaten Banyuwangi, Muhammad Helmi Rosyadi pada hari Rabu tanggal 2 September 2020 mendatangi kantor BPBD Kabupaten Banyuwangi dengan maksud menegaskan kenapa seorang pejabat mengeluarkan kata yang tidak bijak dalam melayani masyarakat (para santri). Menurutnya tidak layak seorang pejabat mengatakan demikian karena sudah jelas anggaran yang dikeluarkan Pemda Banyuwangi tidak sedikit yaitu sebanyak 3 milyar rupiah.
“Kami menyayangkan pernyataan dari Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang menyatakan relawan BPBD dan Taruna Tanggap Bencana akan menarik diri atau pulang karena sindiran dan nyinyiran netizen atas keterlambatan bantuan pangan bagi santri Ponpes Darussalam,” kata Helmi yang juga dari Gerakan Buruh dan Rakyat Anti Korupsi (GEBRAK).
Lanjut kata Helmi menegaskan adanya peristiwa penyebaran virus corona (covid 19) yang ada di pondok pesantren Darussalam Blokagung sudah menjadi tugas pemerintah untuk melakukan tindakan cepat dalam menangani para santri yang terpapar. Atas pernyataan tersebut kami mendesak Plt Kepala BPBD Kabupaten Banyuwangi untuk mengundurkan diri apabila tidak mampu menangani bencana non alam Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi.
“Kemana anggaran Penanganan Covid-19 Kabupaten Banyuwangi sebesar Rp. 78,5 Milyar. Jadi seorang pejabat itu tidak boleh anti kritik, wajar netizen menyindir atau nyiyir atas keterlambatan bantuan pangan karena memang santri telah mengeluh kelaparan. Padahal anggaran nya Rp. 3 Milyar,” kata Helmi.
(Reporter : RAS)